Daihatsu Ceria tipe KX, Keep Smiling
Daihatsu Ceria tipe KX, Keep Smiling

theSEOZenpro.com – Satu setengah tahun lalu, Daihatsu Ceria dipasarkan di Tanah Air. Minggu lalu pihak Astra Daihatsu Motor (ADM) menampilkan facelift terbarunya. Model baru ini diharapkan dapat terjual 300unit per bulannya sehingga membawa keceriaan baru khususnya bagi ADM. Harga jual sebesar Rp57,8juta (tipe KL) dan Rp69,9juta (tipe KX), keduanya off the road, merupakan kompromi terbaik yang dapat dilakukan ADM untuk Ceria.

ADM memandang kelas city car memiliki prospek yang cerah. Tahun 2000 angka penjualan city car mencapai 6.922unit sementara tahun lalu yang laku sebanyak 11.288unit. Tahun ini setidaknya dapat berkembang 5% dari total tahun lalu. Berdasarkan peningkatan dan perkiraan penjualan tahun depan maka terdapat peluang untuk memperlebar pasar. Untuk menggolkan strategi penjualan, ADM memandang perlu diadakannya perubahan model, maka hadirlah Ceria baru.

Perubahan yang dilakukan pada Ceria bisa langsung dilihat pada eksteriornya. Semua perubahan ini mengacu pada Kancil yang diproduksi di Malaysia. Perwajahan Ceria mengalami pengoperasian di bagian lampu utama. Bila sebelumnya lampu depan cenderung berbentuk persegi, Ceria Baru berbentuk bulat. Model ini mengingatkan saya pada lampu city car yang lain, Daewoo Matiz. Sementara radiator grilnya mengikuti model ginjal ganda-nya BMW. Kisi-kisinya yang seperti sarang lebah sangat berbeda dengan bentuk lama yang terdiri dari 3 garis horizontal.

Di samping, body stripe dimunculkan. Adanya komponen ini sedikit memperindah bodi terlebih dengan penambahan kata Ceria di pintu belakang bagian belakang. Secara menyeluruh bagian samping tidak mengalami perubahan yang signifikan. Tapi untuk tipe KX, pelek bermodel matahari dan berbahan alloy cukup membawa keindahan baru. Di balik roda depan Ceria, seperangkat rem cakram sudah menjadi fasilitas standar yang didukung dengan booster 6inci.

Catatan menarik justru datang dari arah belakang. Perhatikan model lampu belakangnya, disainnya sudah naik kelas. Model multi reflector ini tidak terkesan murahan seperti model terdahulu. Bukan saya saja yang punya pendapat sama tentang disain belakang, seorang rekan berkata demikian. Selintas disain belakang secara menyeluruh serupa disain KIA Carens II. Well, mungkin kesan ini berasal dari disain kaca belakang yang dibuat melebar yang sisinya diberi warna hitam. Daihatsu juga menambahkan high mount stop lamp untuk lebih mempertajam isyarat pengereman. Dan satu lagi yang menarik adalah dengan adanya wiper belakang yang bentuknya terlihat lebih kokoh layaknya komponen Eropa.

Baca artikel menarik lainnya >>  Seva Pusat Mobil Murah

Sebenarnya saat berada di depan mobil, saya tertarik dengan adanya benjolan aneh yang ada di tengah dasbor. Saya memperkirakan ini adalah tempatnya indikator seperti spidometer dan teman-temannya. Ya benar, instrumen panel kini dipindahkan dari belakang roda kemudi menjadi di tengah. Centre cluster yang mengikuti trend mobil baru. Bentuk rumahnya seperti opera house yang ada di Sydney. Sayangnya bentuknya kelihatan tidak pas, terlalu menonjol sehingga menimbulkan kesan makan tempat. Bagi saya ini cukup mengganggu. Kalau kita ingat dengan yang dimiliki Vios, jelas sangat berbeda. Bisa dimaklumi, bahwa Ceria merupakan mobil kompak yang sebisa mungkin memaksimalkan ruang yang tersedia. Bentuk rumah ini tentu punya alasan tertentu seperti agar pengemudi tidak silau ketika memandang ke arahnya. Satu hal yang menarik di antara instrumen panel adalah terdapatnya odometer digital. KIA Visto saja tidak punya.

Keunikan lain terdapat pada fasilitas power window. Bila biasanya mobil Jepang, sebutlah Toyota Kijang yang paling popular, tombol power window adanya di  hand rest pada door trim. Tidak demikian dengan Ceria. Letak tombol power window ada persis di bawah tape. Menariknya lagi tombol naik dan turunnya kaca dipisah. Disain ini mengingatkan saya akan BMW (walaupun tombol BMW biasanya terletak di konsol tengah). Sementara kaca belakang masih dioperasikan secara konvensional, yakni sistem engkol.

Sebelum mengemudikan mobil seperti biasa, saya mengatur posisi duduk. Setelah mendapatkan posisi cukup ideal, saya baru sadar, di tangan masih terpegang satu kaleng minuman penyegar. Ditaruh dimana baiknya? Tak ada posisi yang pas karena memang tak ada cup holder. Jadi lain kali kalau membawa minuman lebih baik bukan yang dikemas dalam kaleng tetapi yang berbotol plastik. Pasalnya minuman yang dikemas dalam kaleng, sekali dibuka penutup minuman itu, tangan pun harus menggenggamnya selama perjalanan, apa mungkin? Untuk penyimpangan barang, Ceria menyediakan ruang berupa laci yang letaknya ada di bawah jok pengemudi.

Sekalipun sudah terjadi facelift, ternyata masih ada hal yang sama seperti Ceria lama. Satu contoh, posisi kaki bersepatu di pedal gas terlalu dekat dengan rumah roda. Sehingga ketika gas ditekan, kaki akan tersangkut di rumah roda tersebut. Pedal gas pun tak tertekan sempurna.

Soal performa, mesin 3 silinder berkapasitas 847cc tak ada perubahan. Untuk ukuran mesin sebesar ini, tenaga 36tk ini cukup mengakomodasi keperluan berkendara. Transmisinya juga bekerja baik karena tingkatan rasionya tidak membuat mobil kehilangan tenaga. Sayang, kondisi mesin kurang diimbangi dengan performa sistem pengereman. Padahal Ceria sudah menggunakan rem cakram ber-booster 6inci. Tapi tetap saja mobil terasa terus ‘nyelonong’ sekalipun rem sudah ditekan habis.

Kondisi pengendaraan terutama saat menikung perlu diperhatikan. Dengan ban 155/70R12, mobil tidak terasa menapak dengan benar. Bahkan, ada gejala ban terasa melipat. Kesimpulannya mobil ini tidak untuk bermanuver cepat sekalipun di sirkit Sentul sudah ada balap city car. Di jalan lurus, bagi penumpang belakang tetap memperoleh kenyamanan yang cukup baik. Ruang kaki masih tersedia sedikit bagi penumpang dengan tinggi badan 170cm. Ya, semua ini adalah kompromi terbaik yang bisa Ceria dapatkan. Cheese. (sTs)

 

Disain centre cluster sengaja dibuat mengikuti trend dunia. Pada Ceria semua ini disempurnakan di Malaysia. Mengenai hal lain, seperti letak pedal gas yang terlalu mepet dengan rumah roda memang belum di-adjust lagi. Kondisi ini lebih dikarenakan Ceria yang masuk dalam golongan city car yang serba kompak. Untuk sistem pengereman dan masalah ban, hasil ini merupakan kompromi terbaik yang bisa dicapai. Kalau booster diperbesar maka berkonsekuensi pada tersedotnya tenaga mesin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *