theSEOZenpro.com – Daihatsu yang produk terbesarnya adalah passenger car, berukuran kecil, dan kompak ternyata terusik juga untuk menciptakan sebuah roadster.
Bentuk Copen pertama kali diperlihatkan di Birmingham Motor Show 2002, sempat juga
dipamerkan di Gaikindo Auto Expo Juli lalu. Namun begitu, Roadster ini tetaplah dibangun dengan “platform Daihatsu” yang serba kecil dan kompak. Tak salah menyebut Copen adalah roadster mini, karena kapasitas mesin yang cuma 660 cc. Panjang bodinya 3,40 meter, lebih pendek dibanding varian Daihatsu lain seperti Move (3,75 meter), Storia (3,60 meter) atau dengan VW Beetle Cabrio (3,75 meter).
Justru di sinilah keunggulan Copen, dimensi yang mini membuatnya lincah bermanuver menembus kepadatan lalu lintas Jepang –meskipun team kami mencobanya di lintasan sirkit.
Sekilas eksteriornya memang cukup ‘menggoda’. Bukan karena aneh atau eksotis, melainkan karena Copen adalah sebuah roadster. Tampil serba small size, Copen tetap menarik dan sama sekali tak tampak kerdil. Bodinya didominasi oleh lekukan (curve) lugas yang menunjang faktor aerodinamis.
Model lampu depannya simpel dan mengikuti permukaan bodi. Dalam satu rumah lampu terdapat 3 buah bola lampu dengan fungsi yang berbeda, yaitu lampu utama, senja, dan sein. Fog lamp yang berada di bawahnya kelihatan terlalu besar untuk Copen. Gril sarang tawonnya yang lebar terlalu sederhana untuk model roadster.
Bentuk sederhana juga terlihat pada bodi belakangnya. Semua tampak ‘normal’ selain 2 muffler yang berada tepat di tengah bemper. Model lampu belakang ditambah adanya antena FM di bagian kanan bodi jadi terlihat seperti mata serangga dalam komik.
Baca artikel menarik lainnya >> Seva Pusat Mobil Murah
Mulai menarik saat fold electric roof-nya dibuka, akan tampak 2 seater semi bucket Recaro berwarna merah berpadu dengan warna hitam stir Momo dan dasbornya. Nuansa roadster yang gahar bisa dirasakan karena kombinasi warna ini. Duduk di jok sebenarnya cukup nyaman mulai dari kepala, leher, punggung, pangkal paha sampai pada lutut, namun tidak untuk tungkai dan telapak kaki. Jarak pedal-pedalnya terlalu dekat dan ruang bawahnya tak cukup luas, sehingga kaki terasa kurang bebas ketika menginjak pedal ataupun saat berada di atas foot rest.
Seperti varian Daihatsu yang lain panel-panel dasbor dibuat simpel berukuran besar, sehingga mudah untuk dikontrol dan dioperasikan termasuk AC, radio-kaset dan CD player. Memfungsikan tuas persneling manual 5 kecepatannya juga tak ada masalah. Perpindahan di setiap giginya berlangsung mulus dan mantap. Ada beberapa hal yang kami harapkan sebelum mencoba Copen di sirkit. Merasakan keliaran mesin aluminium 4 silinder 16 katup DOHC plus turbocharged-nya dan tentu saja kecepatan maksimumnya.
Untuk performa mesin dan pengendalian, Copen tak mengecewakan. Terutama masalah akselerasinya. Tak lama setelah melakukan start dan memindah ke gigi 2, cepat sekali speedometer menunjukkan angka 60 km/j. Selanjutnya pada saat rpm mencapai 7.000 terasa masukan supply tenaga yang berasal dari turbocharged hingga mendekati 120 km/j. Sampai di sini suara mesin tetap halus, hanya ditambah sedikit suara tanda tubocharged-nya bekerja. Suspensinya cukup rigid, sehingga ketika memasuki tikungan dengan kecepatan tinggi (sekitar 100 km/j) pengendalian bisa dibilang mantap dan tetap stabil, bodi Copen yang 830 kg enteng saja melahap tikungan oval sirkit.
Saat mendekati kecepatan 140 km/j, kami sebenarnya masih menunggu dan berharap sampai dimana jarum spidometer akan bergerak. Mesin tiba-tiba tak mau menambah kecepatan lagi. Baru diketahui kemudian bahwa Copen (semua yang beredar di Jepang) memang terdapat speed limit pada 140 km/jam.
Perlu diketahui di Jepang Copen masuk kategori K-Class (mobil mini), dimana regulasinya membatasi output power sampai 63 tk saja atau kecepatan tak lebih 140 km/j, padahal menurut Daihatsu Copen sebenarnya mampu mencapai kecepatan 170 km/j.
Jadi sementara lupakan dulu merasakan full speed Copen!